Alfatih-media.com-Dzun Nun dan Salim sedang bersama dalam suatu perjalanan ke sebuah gunung di Lebanon. Satu ketika, ia ingin meninggalkan Salim dalam waktu sebentar. Ia berkata, “Tunggulah di sini! Aku akan pergi sebentar saja dan akan kembali lagi ke sini.”
Dzun Nun pun pergi. Namun ternyata, kepergian Dzun Nun tak sebentar. Ia meninggalkan Salim selama tiga hari. Karena Salim sama sekali tak memiliki bahan makanan, maka ketika lapar, ia memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di sana. Pun demikian ketika ia haus. Ia hanya meminum air yang ia ambil dari gubangan air yang menggenang di dekatnya.
Tiga hari pun berlalu. Dzun Nun kembali ke tempat semula. Wajahnya pucat pasi. Ia terlihat seperti orang linglung.
“Ada apa? Apakah kamu baru bertemu binatang buas di sana?” tanya Salim penasaran
“Tidak. Kepadaku, jangan bicara masalah takut kepada binatang buas seperti yang dirasakan banyak orang,” jawab Dzun Nun tegas.
Dzun Nun pun bercerita. Selama tiga hari sebelumnya, ia telah masuk ke sebuah goa yang ada di gunung itu. Di sana, ia melihat ada seorang lelaki yang penampilan sangat kumuh sekali. Kusut. Kurus. Dekil. Rambut dan jenggotnya putih semua. Saat itu, lelaki itu sedang melakukan shalat.
Selesai shalat, Dzun Nun mengucapkan salam kepada lelaki itu. Dia menjawab salam itu dan kembali melakukan shalat waktu ashar tiba. Setelah itu, ia pun bersandar ke sebuah batu sambil membaca tasbih tanpa mengajak Dzun Nun bicara.
Akhirnya, Dzun Nun mengawali percakapan dengannya. Kepada lelaki itu, ia meminta nasihat dan doa. Lelaki itu menjawab, “Nak, semoga Allah membuatmu senang dengan kedekatan denganNy.a”