
Alfatih-media.com-Nilai shalat secara sendirian adalah tentang nilai spiritual. Salah satunya adalah bisa meningkatkan kedekatan hubungan hamba dengan Allah Swt. Mengapa demikian? Sebab, shalat adalah instrumen untuk mengagungkan Allah Swt. mendekatkan diri, media pengaduan, dan sebagai wujud dari ungkapan syukur.
Dalam keadaan tertentu, kita melaksanakan shalat secara sendirian sebab tidak ada kesempatan untuk melaksanakan shalat berjama’ah. Hal tersebut adalah normal. Meskipun lebih utama melaksanakan shalat berjama’ah, apabila posisinya disandingkan dengan tidak melaksanakan shalat, maka lebih baik shalat munfaridh.
Shalat secara sendirian tidak mengandung kerugian apabila dilaksanakan dengan ikhlas, lillahi ta’ala. Justru, ada banyak sekali hal positif yang didapatkan dalam melaksanakan shalat munfaridh terutama dalam kesungguhan atau khusyuk dalam shalat. Kita bisa melatih fokus dalam melaksanakan ibadah saat shalat sendirian.
Shalat adalah seutama-utama syiar Islam, dan sekuat-kuat tali perhubungan antara hamba dengan Allah Swt. Shalat merupakan ibadah yang secara nyata membuktikan keislaman seseorang yang memberikan manfaat kepada jiwa manusia.
Hasbi Ash-Shiddiqy dalam Pedoman Shalat (2002) memaparkan bahwa agama membesarkan kadar atau nilainya dan membesarkan urusannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nabi Muhammad Saw. menerangkan bahwa sedekat-dekat hamba dengan Allah Swt. ialah dikala hamba tersebut bersujud.
Ada beberapa nilai shalat secara munfaridh, Muhammad bin Qusri al-Jifari dalam Agar Shalat Tak Sia-Sia (2007) menjelaskan sebagai berikut:
Pertama, meningkatkan hubungan spiritual seorang hamba dengan PenciptaNya, Allah Swt.
Shalat adalah sarana bermunajat seorang hamba kepada Allah Swt. Saat seorang hamba mengerjakan shalat, ia berdialog langsung dengan Dzat pencipta dan tak seorang pun boleh mengganggu hubungan tersebut. Sebab, keadaan terdekat hamba dengan sang khaliq ialah saat ia sedang bersujud atau menjalankan shalat.