Langkah ini menggembirakan kelompok politik kanan, namun kelompok kiri berargumen bahwa ini merupakan penghinaan terhadap kebebasan sipil.
Attal mengatakan, bahwa para siswi yang ditolak masuk diberi surat yang ditujukan kepada keluarga mereka yang mengatakan bahwa “sekularisme bukanlah sebuah batasan, melainkan sebuah kebebasan”
Jika mereka muncul lagi di sekolah dengan mengenakan pakaian tersebut, maka akan ada “dialog baru”, kata sang menteri.
Pada Senin malam, Presiden Emmanuel Macron membela tindakan kontroversial tersebut, dengan mengatakan ada “minoritas” di Prancis yang “membajak agama dan menantang republik dan sekularisme”, yang mengarah pada “konsekuensi terburuk” seperti pembunuhan tiga tahun lalu terhadap guru Samuel Paty karena menunjukkan karikatur Mohamed selama kelas pendidikan kewarganegaraan.
“Kita tidak bisa bertindak seolah-olah serangan teroris, pembunuhan Samuel Paty, tidak pernah terjadi,” katanya dalam sebuah wawancara dengan saluran YouTube HugoDecrypte.