Makna Kejujuran dan Pelaksanaannya dalam Kehidupan

January 7, 2021 - 16:08
Foto : Ilustrasi/int
2 dari 3 halaman

Orang yang beriman perkataannya harus sesuai dengan perbuatannya karena sangat berdosa besar bagi orang-orang yang tidak mampu menyesuaikan perkataannya dengan perbuatan, atau berbeda apa yang di lidah dan apa yang diperbuat.

Allah Swt. berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apaapa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S. aś-Śaff/61:2-3)

Pesan moral dari dua ayat tersebut adalah memerintahkan satunya perkataan dengan perbuatan. Dosa besar di sisi Allah Swt., mengucapkan sesuatu yang tidak disertai dengan perbuatannya.

Perilaku jujur mampu menghantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Bahkan, sifat jujur adalah sifat yang wajib dimiliki oleh setiap Nabi dan Rasul-Nya.

Artinya, orang-orang yang selalu istiqamah atau konsisten mempertahankan kejujuran, sesungguhnya ia telah memiliki separuh dari sifat kenabian.

Jujur, sikap yang tulus dalam melaksanakan sesuatu yang diamanatkan, baik berupa harta atau tanggung jawab. Orang yang melaksanakan amanat disebut al-Amin, yakni orang yang terpercaya, jujur, dan setia.

Nama Al Amin diberikan sebab segala sesuatu yang diamanatkan kepadanya menjadi aman dan terjamin dari segala bentuk gangguan, baik yang datang dari dirinya sendiri atau dari orang lain.

Sifat jujur dan terpercaya adalah hal yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan, seperti dalam kehidupan rumah tangga, perniagaan, perusahaan, dan hidup bermasyarakat.

Salah satu faktor yang menyebabkan Nabi Muhammad Saw. berhasil dalam membangun masyarakat Islam adalah adanya sifat-sifat dan akhlak yang sangat terpuji.