Si perempuan lalu menjawab, “Wahai engkau Dzun Nun! Jika engkau sakit, maka jangan engkau keluhkan penyakitmu kepada makhluk sepertimu, tetapi mintalah obatnya dari Dzat yang mendatangkan cobaan itu kepadamu. Semoga kesejahteraan tercurahkan untukmu. Aku tidak ada waktu berdiskusi dengan orang yang nganggur.”
Kisah lainnya yang dialami Dzun Nun di tepian sungai Nil adalah ketika Dzun Nun menyelamatkan seorang anak dari terkaman buaya. Suatu ketika saat menyusuri tepian sungai Nil, Dzun Nun mendengar tangisan seorang perempuan. Sambil tergopoh-gopoh mencari asal muasal tangisan itu, Dzun Nun menemukan seorang perempuan sedang menangis dan berteriak-teriak histeris. Dzun Nun dengan sigap kemudian menghampiri wanita itu dan bertanya, “Mengapa engkau menangis? Ada apa?”
Wanita itu menjawab sambil tersedu, “Tadi buah hatiku sedang berada dalam dekapanku. Tiba tiba saja seekor buaya muncul dan merampas anakku dari tanganku.”
Dzun Nun merasa iba, dan berkata kepada sang ibu akan membantu mengembalikan anaknya. Dzun Nun kemudian menggelar sajadah, melaksanakan shalat dua rakaat, dan membaca beberapa doa. Tidak lama kemudian, tiba-tiba seekor buaya besar keluar dari air sungai Nil dengan terdapat si anak di mulutnya. Buaya itu kemudian meletakkannya di tepi sungai dan kembali lagi menyelam ke dalam sungai, sehingga sang anak bisa kembali kepada ibunya dengan selamat.
Kisah ketiga yang dialami Dzun Nun al-Mishri adalah ketika dia bertemu dengan sosok perempuan yang berdoa dengan sungguh sampai pingsan. Pada suatu hari, Dzun Nun al-Mishri sedang berjalan di pinggiran sungai Nil. Di pinggiran sungai tersebut, Dzun Nun bertemu dengan seorang perempuan yang sedang berdoa.
Dalam doanya perempuan tersebut mengucapkan;