Alfatih-media.com- Dalam rangka menghindari bahaya penyiksaan, Nabi Muhammad Saw. menyarankan para pengikutnya untuk hijrah ke Abisinia (Habsyi).
Maka, para sahabat pun pergi ke Abisinia dengan dua kali gelombang hijrah. Gelombang hijrah pertama berjumlah 15 orang diantaranya 11 orang laki-laki dan empat orang perempuan.
Para sahabat tersebut berangkat secara sembunyi-sembunyi dan setelah sampai di sana, mereka pun mendapatkan perlindungan yang baik dari Najasyi, sebutan untuk Raja Abisinia.
Tatkala mendengar keadaan Mekkah yang sudah aman, para sahabat pun kembali lagi ke tanah kelahirannya. Sayangnya, mereka kembali mendapat siksaan bahkan lebih dari siksaan sebelumnya
Oleh sebab itu, mereka kembali melakukan hijrah untuk yang kedua kalinya ke Abisinia pada tahun kelima dari kenabian (615 M).
Saat hijrah ke Abisinia yang kedua kalinya, para sahabat yang berangkat sebanyak 80 orang laki-laki dengan Ja’far bin Abi Ţalib sebagai pemimpinnya.
Para sahabat kemudian tinggal di sana sampai Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Yasrib atau Madinah.
Peristiwa hijrah ke Abisinia dipandang sebagai hijrah pertama dalam Islam. Peristiwa hijrah ke Abisinia sama sekali tidak menyenangkan kaum Quraisy dan menimbulkan kekhawatiran yang sangat besar.
Ada dua hal yang dikhawatirkan oleh kaum Quraisy. Pertama, kaum Muslimin akan menjalin hubungan yang luas dengan masyarakat Arab. Kedua, kaum Muslimin akan menjadi kuat dan kembali ke Mekkah untuk menuntut balas.