إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
Illallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti wa tawāṣau bil-ḥaqqi wa tawāṣau biṣ-ṣabr
Artinya: “Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Dalam buku Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan Masyarakat (2002), Abdurrahman An-Nahlawi menjelaskan bahwa tiga ayat tersebut mengisyaratkan tentang keselamatan manusia dari kerugian dan azab Allah Swt. Tiga ayat dalam Surat Al-Asr menunjukkan betapa pentingnya untuk saling menasihati dan menerima nasihat.
Selain surat Al-Asr, ada juga surat dalam Al-Qur’an yang menerangkan tentang nasihat. Diantaranya adalah surat An-nisa ayat 58, surat Yunus ayat 57, surat Al-Ghasiyah ayat 21, Al-Imran ayat 110, surat Al-Isra’ ayat 22-39 dan surat Luqman ayat:13-19.
Nasihat bisa menjadi metode pendidikan yang baik untuk manusia. Nasihat sering terjadi dalam proses pembelajaran atau di luar pembelajaran dan juga antar guru dengan murid. Dalam relasi tersebut, nasihat sangat bisa memberikan pengaruh pada diri orang yang mendengarkan nasihat.
Selain antara guru dan murid, nasihat orang tua, saudara dan teman atau sahabat juga bisa mengubah sifat manusia. Tapi, apabila nasihat itu tidak muncul dari hati dan tidak saling memahami, maka pengaruhnya sangat lemah atau bahkan tidak memiliki pengaruh sama sekali.
Waktu untuk memberi nasihat juga mesti menjadi pertimbangan. Seseorang bisa saja tersinggung saat diberi nasihat di waktu yang tidak tepat. Padahal, nasihat yang diberikan adalah nasihat yang baik. (sumber:BincangSyariah.com)