
Mengutip Ihya Ulumuddin, Khalifah Umar bin Khattab telah mewanti-wanti akan adanya manusia dari golongan ini, Umar berkata, “Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari umatku adalah setiap orang munafik yang alim”. Mereka bertanya, “Bagaimana orang munafik menjadi alim?” Umar berkata, “Alim dalam lidahnya, dan bodoh hatinya dan amalnya”.
Saking berbahaya golongan ini, Syekh Abdul Qadir berpesan untuk menjaga jarak dengan golongan manusia jenis ini agar kita senantiasa terlindungi dari manisnya lisan yang bisa membuat kita hangus terbakar oleh kemaksiatan atau terbunuh oleh kebusukan hati mereka.
Orang yang berhati tapi tak berlisan
Mereka adalah mukmin yang Allah lindungi dari kejelekan makhluk – makhluk-Nya. Allah terangi hatinya, Allah beritahu bahayanya apabila serampangan berbicara, sehingga mereka yakin bahwa keselamatan ada dalam sikap diam.
Rasulullah sendiri telah mengisyaratkan mengenai keutamaan diam ketimbang berbicara asal – asalan. Beliau bersabda, ”Barang siapa yang diam maka dia akan selamat”. Dalam hadist lainnya, beliau bersabda, ”Diam itu bijaksana dan sedikit pelakunya”.
Dalam Ihya Ulumuddin dikisahkan, Abu Bakar meletakkan batu di mulutnya untuk mencegah dirinya berbicara. Beliau mengisyaratkan kepada lidahnya dan berkata,”Inilah yang menjerumuskanku dalam berbagai kesalahan”.
Selaras dengan ucapan Rasulullah dan kekhwatiran Abu Bakar, para ulama menyatakan bahwa “Keselamatan itu ada 10 bagian, dan sembilan diantaranya dengan diam”.
Syekh Abdul Qadir berpesan agar kita senantiasa mendengarkan petuah – petuah orang – orang dari kelompok ketiga, sebab mereka telah mampu menjaga lisannya sehingga mereka diberi ketinggian derajat oleh Allah Swt. Mereka sebenarnya adalah wali – wali Allah di muka bumi.
Orang yang berlisan dan berhati