Empat Golongan Manusia yang Perlu Diteladani dan Dijauhi

September 29, 2020 - 17:57
Foto : Ilustrasi/int
1 dari 3 halaman

Alfatih-media.com- Setiap manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Umumnya karakter tersebut terbentuk oleh lingkungan, pendidikan dan buku apa yang pernah orang tersebut baca. Selanjutnya mereka menerapkannya setiap hari hingga terciptalah sebuah kepribadian entah itu pribadi mulia ataupun sebaliknya.

Fenomena ini mendapat perhatian khusus dari seorang ulama sufi ternama asal Persia, Syekh Abdul Qadir Jaelani. Dalam kitabnya, Fathul Ghaib, beliau memaparkan jenis pribadi manusia mana saja yang patut ditiru dan mana yang harus dihindari. Secara garis besar, beliau mengategorikannya ke dalam empat golongan manusia, yaitu :

Orang yang tak berlisan dan tak berhati

Orang yang tidak memiliki lisan adalah mereka yang menggunakan lisan untuk hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Mengenai hal ini Imam Ghazali dalam Ihya Ulumuddin menuturkan ada lima belas kejelekan yang bersumber pada lisan.

Di antaranya, berbicara tanpa faedah, berbicara berlebihan, membicarakan hal hal terlarang, memicu permusuhan, mengada – ada sesuatu yang tidak dia mengerti, melaknat, mengejek, menyebarkan rahasia, bergunjing dan lain-lain.

Sementara seseorang yang tidak memiliki hati adalah orang yang hatinya telah dirasuki oleh penyakit-penyakit hati, seperti suka berburuk sangka, iri, dengki, sombong, ujub, riya, dendam hingga menyekutukan Allah Swt. Akibat dosa-dosa mereka perbuat, perlahan-lahan hati mereka menjadi gelap sehingga sukar untuk berbuat kebaikan.

Syekh Abdul Qadir mengatakan bahwa golongan manusia pertama ini adalah pendosa yang amat durhaka. Maka berhati-hatilah jangan sampai kita masuk dalam golongan tersebut. Sebab di hari kiamat kelak mereka akan mendapatkan azab yang pedih.

Orang yang berlisan tapi tak berhati

Kelompok ini dihuni oleh orang-orang yang pandai berbicara, kata-katanya indah, penuh hikmah dan kebijaksanaan, menyeru pada kebaikan dan ketakwaan, mengajak manusia untuk beriman kepada Allah namun ironisnya dirinya sendiri justru berpaling dari Sang Khalik.