Ayah

July 14, 2020 - 16:39
Foto: Ilustrasi seorang ayah dan anaknya/int
2 dari 3 halaman

Tak seorang tahu bagaimana kesudahan utang ayah pada rentenir ini. Sejak itu pula ayah bersumpah tidak akan pernah berhubungan dengan rentenir lagi, sekecil apa pun itu. Keluarga ini pindah tanpa modal uang. Hanya punya tekad yang sudah disemat Hamdan ke dalam dada anak-anaknya. Kota tak selamanya ramah pada warganya. Segala aneka kejahatan berkecambah di sini.

Di kota tempat tinggal mereka yang baru, beberapa tahun kemudian, pernah pada suatu kali, Selly dan Ann, adik Fairy yang nomor tiga dan empat, mengambil kredit sebuah sepeda. Hamdan marah besar dan melemparkan sepeda ke sungai. Para tetangga menyelamatkan sepeda yang hampir hanyut. Sepeda dikembalikan pada si pemberi kredit. Selly dan Ann menggeletar waktu melihat kemarahan ayah mereka.

Tetangga menasehati keduanya agar tidak melakukan apa yang tidak disukai ayahnya. “Kami tak tahu bu, kami berdua hanya ingin punya sepeda,” ucap keduanya. Selly dan Ann meratapi nasib malang mereka dengan tersedu sedan dihadapan tetangga yang memungut mereka dalam pelarian menjauh dari rumah.

Malam hari, tetangga mengantar mereka ke rumah. Tetangga ada juga yang membela Selly dan Ann karena sebagai remaja yang baru tumbuh, keduanya wajar ingin memiliki sebuah sepeda sebagaimana anak-anak seusia mereka. Menuduh Hamdan ayah yang kurang adil. Egois.

Hamdan dengan bersusah payah mendirikan sebuah perkumpulan sosial ekonomi Islam sebagai perlawanan terhadap riba yang makin gencar menawarkan berbagai paket utang. Dari mulai pinjaman terkecil seribu rupiah. Sebab yang penting bagi para rentenir banyak orang terlibat di dalamnya.

Akhirnya riba dan judi hwa-whe jadi keseharian warga. Pagi-pagi warga dibangunkan oleh mandor judi mengumumkan nomor yang keluar. Tak sampai sejam, kode-kode pun bertebaran di meja-meja warung minum. Beberapa koran membuat kode nomor yang besok keluar. Masyarakat penjudi terselubung ini mentesin-tesin kode dengan mencocok-cocokkan nomor yang ada di buku erek-erek. Semacam buku panduan yang bisa diketahui semua orang. Kode untuk janda misalnya angka 43. 

Saudara dan tetangga hanya satu-dua orang yang menjadi anggota perkumpulan organisasi sosial ekonomi Hamdan. Kebanyakan dari mereka tidak percaya lembaga sosial ekonomi yang didirikannya akan berjalan dan bisa memberikan pinjaman uang, apalagi tanpa bunga.

“Tidak mengapa mereka tidak mau. Ayah bersama teman-teman sedang fisabilillah. Sedang berjuang di jalan Allah.” Beginilah jawaban Hamdan ketika Fairy mempertanyakan keberadaan organisasi sosial ekonomi ayahnya. Fairy memang sangat dalam perhatiannya pada perkembangan jiwa dan sepak terjang ayahnya. Berbeda dengan empat saudaranya yang lain.