
Alfatih-media.com-Fenomena Gerhana Matahari dan gerhana Bulan biasanya terjadi secara beriringan. Setelah pada pertengahan bulan Syawal lalu terjadi gerhana Bulan penumbra, di akhir bulan Syawal ini diprediksi akan terjadi gerhana Matahari, yaitu tepatnya pada 21 Juni 2020 besok. Prediksi terjadinya gerhana Matahari ini didasarkan pada suatu siklus yang disebut dengan siklus Saros. Siklus ini telah digunakan oleh umat manusia dalam memprediksi adanya gerhana sejak berabad-abad lalu dan telah terbukti ketepatannya. Adanya siklus seperti Saros ini juga menjadi bukti bagaimana besarnya kekuasaan Allah dalam mengatur alam semesta ini dengan sangat teliti sehingga bisa dihitung dalam suatu rentan waktu yang sangat teratur.
Menurut siklus Saros ini, suatu gerhana akan terulang kembali setiap 18 tahun 11 hari 8 jam. Beberapa gerhana yang terjadi berulang setiap 8 tahun 11 hari 8 jam dikelompokan menjadi satu siklus Saros dan gerhana yang terjadi pada 21 Juni 2020 ini merupakan anggota dari siklus Saros 137. Gerhana Matahari sebelumnya dari saros 137 ini adalah gerhana Matahari 10 Juni 2002, dan gerhana yang akan datang adalah gerhana Matahari 2 Juli 2038. Jika dihitung waktu tengah gerhana antara satu dengan yang lain dari ketiga gerhana ini memang berjarak 18 tahun 11 hari dan 8 jam.
Gerhana Matahari akhir Syawal ini merupakan gerhana cincin, yaitu gerhana yang terjadi ketika bulan berada tepat di tengah-tengah Matahari dan Bumi, tetapi ukuran ketampakan Bulan lebih kecil dibandingkan dengan ukuran tampak Matahari, sehingga ketika puncak gerhana piringan Bulan ini tidak bisa menutupi seluruh piringan Matahari dan menyisakan lengkungan indah seperti cincin.
Secara umum, gerhana Matahari pada 21 Juni 2020 ini akan bisa teramati dari wilayah Eropa, Afrika dan Asia. Namun keindahan gerhana Matahari cincin ini hanya bisa dilihat dari wilayah yang dilewati oleh jalur gerhana cincin saja. Sementara wilayah lain yang tidak dilewati oleh jalur cincin akan melihat gerhana ini berupa gerhana Matahari sebagian.
Wilayah yang akan dilewati jalur cincin dari gerhana Matahari pada 21 Juni 2020 ini adalah Kongo, Sudan Selatan, Ethiopia, Yaman, Oman, Pakistan, India, Cina, dan Samudera Pasifik. Sementara wilayah yang akan melihat gerhana Matahari sebagian adalah Afrika bagian Utara dan Timur, Asia, Samudra India, sebagian negara Eropa, Australia bagian Utara, dan sebagian Samudera Pasifik lainnya.
Indonesia sendiri termasuk dalam wilayah yang tidak dilewati oleh jalur cincin ini sehingga hanya bisa melihat gerhana Matahari sebagian. Wilayah Indonesia ini berada disebelah selatan jalur cincin, oleh karena itu ketika puncak gerhana Matahari nanti bagian Matahari yang tertutupi piringan Bulan adalah bagian sebelah kanannya saja.